Perjuangan Nurdiana, Pedagang Sandal Asal Pinrang yang Kini Pimpin Regu Haji di Tanah Suci


Foto : Ketua Regu 3 Rombongan 10 Kloter 2 Embarkasi Makassar UPG, Nurdiana Alam di Hotel Moro Al Alameyah, Kawasan Syisah Mekah Arab Saudi. Sehari-hari, Nurdiana menjual sandal plastik di Pasar Luar Pekkabata. 


Mekkah– Nurdiana Alam, seorang jamaah haji asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, mencuri perhatian karena kisah perjuangannya yang menginspirasi. Ia tergabung dalam Kloter 2 Embarkasi Makassar (UPG), bersama 369 jamaah lainnya dari Pinrang dan sebagian dari Kota Makassar.


Meski usianya belum genap 40 tahun, Nurdiana dipercaya menjadi Ketua Regu 3 dalam Rombongan 10 Kloter 2. Sebagai ketua regu, ia memikul tanggung jawab besar memastikan koordinasi dan kondisi para jamaah dalam kelompoknya tetap terjaga.


Perjalanan Nurdiana menuju Tanah Suci bukanlah hal yang mudah. Ia menabung selama 15 tahun dari hasil berjualan sandal plastik di Pasar Luar Pekkabata dan kawasan Bungi, Pinrang. Dengan penghasilan yang terbatas, ia tetap menyisihkan uang sedikit demi sedikit demi mewujudkan niat sucinya.


"Setiap bulan saya tabung sedikit-sedikit," tuturnya.


Kini, penantian panjang itu terbayar. Di Madinah, Nurdiana bahkan dua kali berkesempatan masuk ke Raudhah dan berada di shaf pertama pengalaman spiritual yang sangat membekas dalam hidupnya.


“Tak bisa digambarkan dengan kata-kata berdoa di depan mimbar Raudhah,” ucapnya dengan suara tertahan dan mata berkaca-kaca.


Saat ini, ia bersama keluarganya tengah bersiap menuju Makkah. Dari Hotel Moro Al Alameyah, ia telah mengenakan pakaian ihram lengkap, menyimpan kerinduan yang mendalam untuk melihat Ka'bah secara langsung.


"Rindu sekali melihat Ka'bah langsung," katanya penuh haru.


Dari 369 jamaah haji asal Pinrang tahun ini, rentang usia cukup beragam. Jamaah tertua adalah Sulaeman Rotte Bagulu (102 tahun) asal Batulappa, sementara yang termuda adalah Muh. Azrul Herman (18 tahun). Para jamaah diberangkatkan ke Asrama Haji Sudiang Makassar pada 1 Mei 2025, dan terbang ke Madinah pada 2 Mei. Mereka dijadwalkan kembali ke Pinrang pada 12 Juni 2025 malam.


Kisah Nurdiana menjadi cerminan bahwa tekad dan ketekunan mampu mengantarkan siapa saja menuju Tanah Suci, tak peduli latar belakang atau profesi.(*)




أحدث أقدم