Pinrang – Sektor pariwisata kembali membuktikan perannya sebagai motor penggerak ekonomi dengan efek berganda yang signifikan. Perhelatan akbar Adventure Culture Pinrang International Folklore Festival (ACPIFF) 2025 di Kabupaten Pinrang bukan hanya menjadi ajang pertunjukan budaya internasional, tetapi juga telah memberikan dampak ekonomi nyata dan langsung kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Delapan delegasi negara yang hadir dalam festival ini telah menjadi katalis peningkatan kunjungan, interaksi, hingga transaksi produk-produk unggulan daerah. Kehadiran para tamu mancanegara menciptakan perputaran ekonomi yang substansial, terutama di sektor kuliner, kerajinan, dan komoditas lokal yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Pinrang.
Salah satu momen paling menonjol adalah ketertarikan kuat yang ditunjukkan oleh delegasi asal Rusia terhadap hasil bumi Pinrang. Mereka secara khusus mencari dan membeli produk kopi dari Lembang, sebuah komoditas unggulan yang dikenal luas dan menjadi tumpuan ekonomi masyarakat di Kecamatan Lembang.
Minat besar dari delegasi Rusia ini diharapkan membawa angin segar bagi pengembangan komoditas tersebut. Ini bukan hanya tentang peningkatan volume produksi kopi lokal, tetapi juga membuka peluang promosi yang lebih luas, berpotensi menembus pasar internasional, dan mengangkat citra Kopi Lembang di kancah global.
Sementara itu, pengalaman kuliner menjadi pilihan utama bagi delegasi dari Malaysia. Mereka tampak santai menikmati sajian mie ayam dari Kedai Mie Ayam Santri, salah satu UMKM kuliner yang menunjukkan pertumbuhan pesat di daerah ini. Pilihan ini menunjukkan bahwa cita rasa lokal Pinrang mampu memikat lidah internasional.
Kunjungan kuliner ini secara strategis mampu mengangkat nama Kabupaten Pinrang sebagai surga kuliner yang wajib dikunjungi di wilayah utara Provinsi Sulawesi Selatan. Lebih jauh, momen ini diharapkan dapat mendorong bertumbuhnya sektor usaha kuliner lokal lainnya, menjadikannya destinasi gastronomi yang diperhitungkan.
Tak ketinggalan, delegasi dari Zimbabwe dan India memanfaatkan kesempatan emas ini untuk berburu cinderamata khas daerah. Mereka terlihat antusias menyambangi Pasar Sentral Pinrang, yang merupakan pusat pergerakan ekonomi dan kerajinan masyarakat, guna mencari buah tangan otentik.
Interaksi langsung di Pasar Sentral bukan sekadar meningkatkan transaksi bagi pelaku usaha kerajinan dan pedagang setempat. Ini juga memberikan ruang promosi yang efektif bagi produk-produk unik lokal, mulai dari kerajinan tangan, pakaian tradisional, hingga berbagai olahan pangan rumahan yang mencerminkan kekayaan budaya Pinrang.
Pemerintah Kabupaten Pinrang menaruh harapan besar agar seluruh delegasi yang hadir dapat bertindak sebagai “agen pariwisata” bagi Pinrang di negara mereka masing-masing. Harapannya, mereka membawa cerita dan testimoni tentang keramahan masyarakat, kelezatan kuliner, kekayaan alam, serta potensi wisata budaya dan petualangan yang tak terlupakan dari daerah ini.
Keseluruhan manfaat yang dirasakan langsung oleh para pelaku UMKM membuktikan bahwa ACPIFF 2025 sukses melampaui fungsinya sebagai ajang festival budaya semata. Festival ini telah menjelma menjadi instrumen efektif pembangunan ekonomi daerah, dengan perputaran dana yang menjanjikan kesejahteraan yang lebih luas bagi masyarakat Pinrang. Harapannya, festival internasional ini dapat terus menjadi magnet pariwisata dan memberikan efek domino positif bagi seluruh sektor, terutama bagi UMKM.

